Pedang (www.firewhip.com) |
Pedang Online - Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang. Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam saja. Di beberapa kebudayaan, jika dibandingkan senjata lainnya, pedang biasanya memiliki prestise lebih atau paling tinggi.
Bilah pedang biasanya dibuat dari logam keras seperti besi atau baja.
Meski begitu terdapat pedang dari emas yang digunakan sebagai hiasan
saja. Untuk latihan biasanya pedang kayu yang digunakan, meski pedang
dari kayu keras masih berbahaya. Senjata serupa pedang dan tombak yang
menggunakan bilah obsidian digunakan oleh suku-suku asli amerika tengah
dan selatan yang pada saat kolonisasi Eropa belum mengenal logam.
Sejarah Pedang
Zaman Perunggu
Manusia telah membuat dan menggunakan senjata ber-pedang dari mulai
zaman perunggu. Pedang yang dikembangkan dari belati ketika pembuatan
pedang menjadi mungkin, sekitar 2 milenium sebelum masehi. Pedang
berukuran lebih dari 1,5 meter dan sangat tidak biasa dan tidak
digunakkan saat masa-masa zaman perunggu karena panjangnya mengurangi
keampuhan dari perunggu. Tidak sampai logam yang lebih kuat seperti
baja, menjadikan pedang panjang digunakan dalam pertempuran. khopes yang
hanya berukuran 50 s/d 60cm terbuat dari perunggu juga.
Bagian gagang pedang pada mulanya memungkinkan cengkraman yang kuat,
dan mencegah kemungkinan tangan terpeleset ketika melakukan tusukan
ke arah target. Pedang zaman perunggu pertama kali muncul dengan bentuk
seperti daun di sekitar laut tengah dan laut hitam, dan di Mesoppotamia.
Pedang dari zaman perunggu nordic sekitar 1400 SM menunjukkan
karakteristik pola spiral. Produksi pedang di china dimulai dari zaman Dinasti Shang.
Zaman Besi
Pedang besi mengalami kenaikan penggunaan pada abad 13 SM. Bangsa
Hittie, Myceania, Yunani, dan Proto-Celtic Halstatt memiliki kebudayaan
yang memiliki kaitan dengan penggunaan awal pedang besi. Besi memiliki
kelebihan dalam produksi massal dengan ketersediaan bajan baku yang
banyak. Pedang besi pada masa awal tidak bisa dibandingkan dengan pedang
baja masa sekarang; lebih lunak dan rapuh, ini bahkan lebih jelek
daripada pedang perunggu yang bagus kualitasnya. Dengan produksi
yang lebih mudah, ketersediaan bahan baku membuat seluruh pasukan dapat
menggunakan senjata logam, walaupun pasukan mesir pada zaman perunggu
sudah melengkapi pasukannya dengan senjata perunggu.
Kemudian para penempa mempelajari bahwa menambahkan sejumlah karbon (dimasukkan pada saat peleburan dalam bentuk bebatuan) ke dalam besi,
mereka dapat membuat logam yang lebih baik (sekarang dikenal dengan
sebutan "besi baja"). Beberapa metode yang berbeda dalam pembuatan
pedang telah ada dalam masa lalu, termasuk, yang paling terkenal,
pembentukan pola. Selanjutnya, metode yang berbeda berkembang di seluruh
dunia.
Ketika memasuki zaman klasik antik dan bangsa Parthia dan Sassanid di
Iran, pedang besi sudah menjadi umum. Xiphos dari Yunani dan Gladius
dari Romawi adalah contoh sejenis, memiliki panjang 60-70 cm.
Kekaisaran Roma akhir memperkenalkan Spatha yang lebih panjang (istilah
untuk pemakainya, spatharius, menjadi pangkat kerajaan di Konstantinopel), dan mulai saat itu, istilah "pedang panjang" dialamatkan pada pedang
yang termasuk panjang dalam periode ini.
Pedang baja China muncul pada masa abad ke 3 SM Dinasti Qin. Dao dari china (piyin dāo) adalah pedang bermata satu, kadang-kadang diterjemahkan sebagai sabre atau broadsword, dan Jian (piyin jiān) bermata dua.
Zaman Pertengahan
Pedang spatha menjadi populer selama periode migrasi dan juga di abad
pertengahan. Spatha Zaman Vendel didekorasi dengan hiasan Jerman. Zaman
Viking terlihat kembali adanya produksi yang lebih terstandarisasi,
tapi desain awalnya tetap berdasarkan spatha.
Abad ke 11 di mana pedang Norman mulai dikembangkan Quillons atau
Crossguard (pelindung silang). Selama perang salib pada abad ke 12
sampai abad ke 13, peding berbentuk salib ini menjadi lebih stabil,
dengan variasi pada gagangnya saja. Pedang-pedang ini didesain sebagai
pedang pemotong, walaupun poin-poin efektif menjadi umum untuk meng-counter peningkatan kualitas zirah. Pedang bermata tunggal menjadi populer di dataran Asia. Dikembangkan dari Dao China, hwandudaedo dari korea telah dikenal pada masa awal Zaman Tiga Negara. Katana Jepang ( 刀; かたな ), telah diproduksi dari masa sekitar 900 masehi, juga dikembangkan dari dao.
Zaman Pertengahan Akhir dan Renaissance
Dari sekitar tahun 1300,
dengan semakin tebal dan bagus produksi zirah, desain pedang terus
berevolusi dengan cepat. Transisi utamanya ialah perpanjangan gagang
pedang, memungkinkan penggunaan dua tangan, dan mata pedang yang lebih
panjang. Pada tahun 1400, pedang seperti ini dinamai dengan Langes Schwert ( longsword ) atau pedang panjang atau spadone, telah umum, dan beberapa Fechtbucher
pada abad 15 dan 16 menawarkan bagaimana menggunakan pedang tersebut.
Varian lain adalah pedang penusuk zirah dengan tipe estoc. Pedang
panjang terkenal dengan jangkauan ekstrem dan kemampuan memotong serta
menusuknya. Tipe estoc menjadi terkenal karena kemampuannya untuk
menembus gap antara pelat zirah. Pegangannya kadang-kadang
dilapisi dengan kabel atau kulit binatang untuk membuat pegangan yang
lebih mantap dan membuatnya lebih sulit dijatuhkan dari si pengguna
pedang.
Pada abad ke 16, Doppelhander (disebut Zweihander sekarang) membuat
tren peningkatan ukuran pedang, dan zaman modern kembali kepada
desain pedang yang ringkas dan ringan dengan penggunaan satu tangan.
Pedang di zaman ini menjadi senjata paling personal, paling
prestisius, dan paling mematikan untuk pertempuran jarak dekat, tetapi
ditolak dalam penggunaannya oleh militer karena pergantian teknologi
peperangan. Bagaimanapun, pedang tetap menjadi peran kunci dalam
beladiri sipil.
Zaman Modern
Rapier merupakan evolusi dari espada ropera dari Spanyol sekitar abad ke i6. Baik rapier maupun schiavona
dari italia mengubah bentuk crossguard menjadi seperti keranjang untuk
perlindungan bagian tangan. Selama abad ke 17 dan 18, pedang pendek yang
lebih ringan menjadi bagian esensial dari fashion di negara-negara
eropa dan dunia baru, dan orang terkaya dan pejabat militer memilikinya.
Baik pedang pendek maupun Rapier menjadi populer sebagai pedang eropa untuk berduel hingga abad ke 18.
Setelah pemakaian pedang ketinggalan zaman, tongkat bantu berjalan (cane) menjadi bagian dari pakaian gentelman. Beberapa contohnya ialah
pedang tongkat yang memasukkan mata pedang ke dalam tongkat untuk
menyamarkannya. beladiri la canne dikembangkan untuk bertarung menggunakan tongkat ini dan sekarang berevolusi menjadi olahraga.
Setelah masa penggunaannya telah usai, pedang telah menjadi alat
pertahanan diri dibandingkan menjadi perangkat persenjataan di medan
perang setelah zaman modern. Bahkan sebilah pedang telah berkurang
penggunaanya setelah abad 19, karena kalah praktis dengan handgun(pistol).
Pedang masih digunakan, namun hanya sebatas pada pejabat militer dan
seragam upacara kemiliteran saja, walaupun kebanyakan tentara
menggunakan kavaleri berat sebelum PD II. Seperti kavaleri inggris yang
sudah mendesain unit pedang kavaleri baru, tetapi diganti menjadi
kavaleri lapis baja pada masa akhir 1938. Tetapi peperangan menggunakan kavaleri dan pedang masih terjadi di era PD II, ketika tentara Jepang
bertempur melawan penduduk pasifik, para penduduk itu masih menggunakan
pedang. Tetapi pasukan jepang dengan senjata modern dengan mudah
menundukkan para prajurit ber-pedang itu.
Bagian-Bagian Pedang
Bilah
Bilah pedang adalah bagian penting pedang yang dapat digunakan untuk
menyerang. Jenis serangan yang bisa dilakukan dengan bilah itu sendiri,
menghantamkannya, menusuk, dan menebas. Oleh karena masing-masing jenis
serangan tersebut mensyaratkan bentuk yang berbeda untuk hasil optimal
maka bentuk bilah pedang bergantung pada gaya penggunaannya.
Gagang
Gagang pedang adalah bagian untuk memegang pedang. Pada beberapa
jenis pedang, gagangnya memiliki penahan di atas dan di bagian bawahnya,
penahan bagian atas biasanya untuk menahan tangan ketika melakukan
serangan.
Jenis-Jenis Pedang
Pedang Bermata Ganda
Pedang bermata ganda banyak digunakan di Tiongkok, Mediterania, dan Skandinavia. Pedang jenis ini memiliki kemampuan sama baiknya untuk menebas dan menusuk. Berikut daftar nama-nama pedang bermata ganda.
- Gladius
- Jian/Kiam
- Spatha
- Rapier
- Urumi/Chuttuva
- Xiphos
Pedang Bermata Tunggal
Pedang bermata tunggal biasanya adalah pedang yang dimaksimalkan untuk fungsi tebasan. Oleh karenanya Xenophon (Prajurit dan sejarawan Yunani kuno) menyarankan kavaleri untuk menggunakan peadang jenis ini (Makhaira) dibandingkan Xiphos.
Pedang bermata tunggal biasanya mempunyai lengkungan, biasanya ke
belakang (sisi tajam berada di luar lengkungan), walau ada yang lurus
atau memiliki lengkungan ke depan (sisi tajam berada di dalam
lengkungan). Kegunaan lengkungan adalah untuk memperlebar lukaan akibat
tebasan. Berikut nama-nama pedang bermata tunggal.
- Bolo
- Clurit
- Dao
- Golok
- Kampilan
- Katana
- Kilij
- Kopis
- Machete
- Makhaira
- Mandau
- Parang
- Saber
- Scramasax
Pedang Satu Tangan
- Pedang Zaman Perunggu, panjangnya sekitar 60 cm, berbentuk daun
- Pedang Zaman Besi seperti Xiphos, Gladius dan Jian, berbentuk mirip pendahulunya dari zaman perunggu
- Spatha panjangnya sekitar 60-90 cm
- Pedang klasik Eropa, sekitar 110 cm
- dsb.
Pedang Dua Tangan
- Katana dari Jepang
- Pedang Panjang/longsword dari masa renesains
- Claymore dari skotlandia
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedang